1.
Pengertian Cerpen
a. Cerpen adalah sebuah karangan fiktif yang berisi mengenai kehidupan
seseorang ataupun kehidupan yang diceritakan secara ringkas dan singkat yang
berfokus pada suatu tokoh saja.
b. Cerpen (Cerita Pendek) adalah Jenis karya sastra yang memaparkan kisah
ataupun cerita tentang manusia beserta seluk beluknya lewat tulisan pendek.
Cerita pendek biasanya
mempunyai kata yang kurang dari 10.000 kata atau kurang dari 10 halaman
saja.Selain itu, cerpen atau cerita pendek hanya memberikan sebuah kesan
tunggal yang demikian serta memusatkan diri pada salah satu tokoh dan hanya
satu situasi saja.
2.
Struktur Cerpen
Struktur cerpen
terbagi menjadi 6 ,yaitu :
a)
Abstrak
§ Abstrak merupakan ringkasan atau
inti cerita.
§ Abstrak pada sebuah teks cerita
pendek bersifat opsional, artinya sebuah teks cerpen bisa saja tidak melalui
tahapan ini.
§ Abstrak merupakan ringkasan atau inti dari cerita pendek yang akan
dikembangkan menjadi sebuah rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga
sebagai gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional atau dalam artian
bahwa setiap cerpen boleh tidak terdapat struktur abstrak tersebut.
b)
Orientasi /Rangkaian
Peristiwa (1)
§ Orientasi merupakan struktur yang
berisi pengenalan latar cerita berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana
terjadinya peristiwa dalam cerpen.
§ Latar
digunakan pengarang untuk menghidupkan cerita dan meyakinkan pembaca.
Dengan kata lain, latar merupakan
sarana pengekspresian watak, baik secara fisik maupun psikis.
c)
Komplikasi
(2)
§ Komplikasi berisi urutan kejadian,
dimana antar kejadian hanya dihubungkan secara sebab akibat, artinya peristiwa
yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.
§ Pada tahapan komplikasi ini
terdapat:
Ø karakter atau watak pelaku cerita
yang diekspresikan dalam ucapan dan tindakan tokoh berbagai kerumitan (konflik)
yang akan mengarah pada klimaks, yaitu saat sebuah konflik mencapai tingkat
intensitas tertinggi.
Ø Klimaks ini merupakan keadaan yang
mempertemukan berbagai konflik dan menentukan bagaimana konflik tersebut
diselesaikan dalam sebuah cerita.
Ø Atau Komplikasi berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab
dan akibat. Pada komplikasi, biasanya mendapatkan karakter ataupun watak dari
berbagai tokoh cerita pendek tersebut, hal ini karena pada bagian komplikasi
kerumitan mulai bermunculan.
d)
Resolusi /
Evaluasi (3)
Pada tahapan evaluasi konflik yang
terjadi diarahkan pada pemecahannya sehingga
mulai tampak penyelesaiannya.
Atau evaluasi yaitu struktur konflik yang terjadi
dan mengarah pada klimaks serta sudah mulai mendapatkan penyelesaiannya dari
konflik yang terjadi tersebut.
Resolusi merupakan tahapan yang
mengungkapkan solusi dari berbagai konflik yang dialami tokoh.
e)
Koda/Reorientasi
Koda
merupakan bagian teks cerpen yang berisi nilai-nilai atau pelajaran yang dapat
dipetik oleh pembaca dari sebuah teks. Koda juga biasa disebut
reorientasi
Sama halnya
dengan tahapan abstrak, koda ini bersifat opsional.
3.
Unsur Intrinsik
Cerpen
1) Tema
Tema adalah sebuah gagasan pokok yang mendasari dari jalan cerita sebuah
cerpen.Tema biasanya dapat langsung terlihat jelas di dalam cerita atau
tersurat dan tidak langsung, dimana si pembaca harus teliti dan dapat
menyimpulkan sendiri atau tersirat.
2) Alur / Plot
Jalan dari sebuah kisah cerita merupakan karya sastra. Secara garis
besar, alur merupakan urutan tahapan jalannya cerita, antara lain :
Ø Perkenalan
Ø muncul konflik atau suatu permasalahan
Ø peningkatan konflik
Ø puncak konflik (klimaks)
Ø penurunan konflik
Ø selesaian.
3) Setting
Setting sangat berkaitan dengan tempat atau latar, waktu, dan suasana
dalam cerpen tersebut.
4) Tokoh dan Penokohan
Ø Tokoh
Tokoh merupakan pelaku yang terlibat dalam cerita tersebut.Setiap tokoh
biasanya mempunyai karakter tersendiri.Dalam sebuah cerita terdapat tokoh
protagonis atau tokoh baik dan antagonis atau tokoh jahat serta ada juga tokoh
figuran yaitu tokoh pendukung.
Ø Penokohan
Penokohan yaitu pemberian sifat pada tokoh atau pelaku dalam cerita
tersebut.Sifat yang telah diberikan dapat tercermin dalam pikiran, ucapan, dan
pandangan tokoh terhadap sesuatu hal. Metode penokohan ada 2 (dua) macam
diantaranya:
Macam-Macam Penokohan
Berdasarkan peranannya dalam suatu cerita, tokoh dibedakan menjadi tiga
macam yaitu:
1. Tokoh Protagonis
Merupakan tokoh
yang mendukung cerita, biasanya ada satu atau dua figur tokoh protagonis utama
yang dibantu tokoh lain yang terlibat dalam cerita. Tokoh jenis ini biasanya
berwatak baik, dan menjadi idola pembaca/pendengar.
2. Tokoh Antagonis
Merupakan tokoh
menjadi penentang cerita, biasanya ada satu atau dua figur tokoh yang menentang
cerita, tokoh jenis ini berwatak jahat dan dibenci oleh pembaca dan pendengar.
3. Tokoh Tritagonis
Merupakan tokoh
pembangu (penengah) baik untuk tokoh protagonis maupun antagonis.
5) Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara pandang pengarang dalam
memandang suatu peristiwa di dalam cerita.
Sudut pandang ada 4, antara lain:
a)
Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Utama
Dalam sudut
pandang ini, tokoh ”aku” mengisahkan tentang berbagai peristiwa yang terjadi
serta tingkah laku yang dialaminya. Tokoh ”aku” akan menjadi pusat perhatian
dari kisah cerpen tersebut. Dalam sudut pandang ini, tokoh "aku"
digunakan sebagai tokoh utama.
Atau
Yang pertama yaitu sudut
pandang orang pertama sebagai pelaku utama, sudut pandang ini umumnya
menggunakan kata ganti seperti Aku ataupun Saya pada tokoh utama cerita.Dalam
sudut pandang ini penulis atau pembuat cerita seolah-olah terlibat dalam
ceritanya dan dia sendiri sebagai tokoh utama dalam cerita.
Contoh:
Pagi ini cuaca
begitu cerah hingga dapat mengubah suasana jiwaku yang penat karena setumpuk
tugas yang terbengkelai menjadi teringankan. Namun, sekarang aku harus mulai
bangkit dari tidurku dan bergegas untuk mandi karena pagi ini aku harus bekerja
keras.
b)
Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Sampingan
Tokoh ”aku”
muncul tidak sebagai tokoh utama lagi, melainkan sebagai pelaku tambahan. Tokoh
”aku” hadir dalam jalan cerita hanya
untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan
kemudian ”dibiarkan” untuk dapat mengisahkan sendiri berbagai pengalaman yang
dialaminya. Tokoh dari jalan cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang
pada akhirnya akan menjadi tokoh utama, sebab ialah yang lebih banyak tampil,
membawakan berbagai peristiwa, serta berhubungan dengan tokoh-tokoh yang
lainnya. Dengan demikian tokoh ”aku” cuman tampil sebagai saksi saja. Saksi
terhadap berlangsungnya sebuah cerita yang ditokohi oleh orang lain. Tokoh
”aku” pada umumnya hanya tampil sebagai pengantar dan penutup cerita.
Contoh:
Ø Sekarang aku tinggal di Jakarta, kota metropolitan yang memiliki
beribu-ribu kendaraan. Dulu, aku sempat menolak untuk dipindahkan ke ibukota.
Tapi, pada kali ini aku sudah tidak kuasa untuk menghindar dari tugas ini.
Ternyata, bukan aku saja yang mengalaminya. Teman asramaku yang bernama Andi,
juga mengalami hal yang sama. Kami berdua sangatlah akrab dan berjuang
bersama-sama dalam menghadapi kerasnya kota Jakarta.
Ø Sekarang aku tinggal di Jakarta, kota metropolitan yang memiliki
beribu-ribu kendaraan. Dulu, aku sempat menolak untuk dipindahkan ke ibukota.
Tapi, pada kali ini aku sudah tidak kuasa untuk menghindar dari tugas ini.
Ternyata, bukan aku saja yang mengalaminya. Teman asramaku yang bernama Andi,
juga mengalami hal yang sama. Kami berdua sangatlah akrab dan berjuang
bersama-sama dalam menghadapi kerasnya kota Jakarta
c)
Sudut Pandang Orang Ketiga Serbatahu
Kisah cerita
dari sudut ”dia”, namun pengarang atau narator dapat menceritakan apa saja
hal-hal dan tindakan yang menyangkut tokoh ”dia” tersebut. Pengarang mengetahui
segalanya.
Atau
Yang ketiga yaitu sudut
pandang orang ketiga serba tahu, pada sudut pandang ini umumnya menggunakan
kata ganti seperti ia, dia atau nama dari pelaku yang ada dalam cerita yang
dibuat oleh penulis.
Contoh:
Sudah genap 1
bulan dia menjadi pendatang baru di perumahan ini. Tapi, dia juga belum satu
kali pun terlihat keluar rumah cuman untuk sekedar beramah-tamah dengan
tetangga yang lain. “Apakah si pemilik rumah itu terlalu sibuk ya?” ungkap
salah seorang tetangganya. Pernah 1 kali dia kedatangan tamu yang katanya
adalah saudaranya. Memang dia adalah sosok introvert, jadi walaupun saudaranya
sendiri yang datang untuk berkunjung, dia tidak menyukainya.
d)
Sudut Pandang Orang Ketiga Pengamat/terbatas
Dalam sudut pandang ini berbeda dengan orang ketiga
serbatahu. Pengarang hanya melukiskan apa yang dilihat, dialami, dipikir, dan
dirasakan oleh tokoh tersebut, namun terbatas pada seorang tokoh saja.
atau
Dalam sudut pandang ini
maksudnya kata “dia” sangat terbatas. Penulis cerita menggambarkan apa yang dilihat,
didengar, yang dialami dan yang dirasakan oleh tokoh utama dalam cerita, akan
tetapi hal tersebut sangat terbatas hanya pada seorang tokoh saja. Tokoh yang
ada dalam cerita mungkin cukup banyak tetapi mereka tidak diberikan kesempatan
yang lebih untuk menunjukan sosok yang sebenarnya, jadi hanya tokoh utama saja
yang menunjukan sosok yang sebenarnya.
Contoh:
Entah apa yang
telah terjadi dengannya. Pada saat datang, ia langsung marah. Memang
kelihatannya ia mempunyai banyak masalah. Tapi kalau dilihat dari raut mukanya,
mungkin tak hanya itu yang sedang ia rasakan. Tapi sepertinya dia juga
sakit.Bibirnya tampak kering, wajahnya pucat, serta rambutnya kusut.
6) Amanat
Amanat merupakan sebuah pesan dari seorang penulis
atau pengarang cerita tersebut kepada pembaca agar pembaca dapat bertindak atau
melakukan sesuatu.
7)
Majas atau Gaya Bahasa
ü Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
gaya bahasa atau majas adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam
tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa
sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan
perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
ü Dengan kata lain, gaya bahasa atau
majas adalah
cara khas dalam menyatakan pikiran dan
perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan. Kekhasan dari gaya bahasa ini
terletak pada pemilihan kata-katanya yang tidak secara langsung menyatakan
makna yang sebenarnya.
Gaya bahasa dapat dikelompokkan
menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Gaya bahasa perulangan
2. Gaya bahasa perbandingan
3. Gaya bahasa pertentangan
4. Gaya bahasa pertautan
4) Cara Mengampaikan Watak Tokoh Dalam Cerpen
Ø Penokohan adalah pemberian watak atau
karakter kepada tokoh.
Penggambaran karakter tokoh disesuaikan
dengan kebutuhan dan jalan cerita yang ada.
Pengarang dapat menyampaikan watak tokoh melalui
cara langsung dan tidak langsung.
Ø Penyampaian watak secara langsung (analitik) adalah melalui pengarang itu
sendiri.
Pengarang akan mendeskripsikan seorang tokoh melalui penjelasan berupa
kalimat-kalimat. Cara ini mempermudah pembaca memahami karakter tokoh karena
penyampaian watak-wataknya dilakukan secara tersurat. Perhatikan contoh berikut
ini.
Contoh:
Ø “Tomas adalah seorang anak yang penurut. Ia juga jarang keluar rumah
karena tidak percaya diri untuk bergaul dengan teman-teman di lingkungan
sekitarnya. Selain itu, ia merupakan anak yang penyabar dan tidak mudah marah.
Akan tetapi, itu tidak membuatnya mudah terintimidasi oleh orang lain. Ia
seorang anak yang kuat hatinya.”
Penyampaian watak secara
tidak langsung adalah melalui percakapan antartokoh, pikiran tokoh, tindakan
tokoh, serta pendapat tokoh lain.
1.
Pikiran tokoh/digambarkan langsung
Pengarang
berusaha menunjukkan watak tokoh berdasarkan cara tokoh tersebut berpikir atau
berasumsi terhadap suatu hal. Pembaca dapat mengetahui watak tokoh berdasarkan
pola pikir tokoh tersebut.
Penggambaran secara langsung atau metode analitik
sendiri mungkin sudah sangat jelas, karena telah digambarkan atau dituliskan
oleh pengarangnya sendiri.
Misalnya Leo adalah anak yang jahat dan suka
mencuri.
2.
Percakapan antartokoh
Apakah kamu
pernah merasa marah atau tersinggung karena lawan bicaramu mengatakan hal yang
tidak enak didengar? Dengan percakapan, kita bisa menilai seperti apa watak
orang yang berbicara tersebut. Begitu juga dengan tokoh-tokoh dalam cerpen yang
sedang berinteraksi. Pembaca akan bisa menilai seperti apa watak tokoh
berdasarkan kata-kata yang dilontarkan ketika mereka bercakap-cakap.
3.
Tindakan tokoh
Pengarang
biasanya akan mencoba menyampaikan watak tokoh melalui tindakan-tindakan yang
dilakukannya.
Misalnya, Tokoh
A dinilai rendah hati dan suka menolong karena ia sering melakukan
kegiatan-kegiatan sosial. Tokoh B dinilai licik karena ia sering melakukan
tindakan-tindakan yang menguntungkan dirinya sendiri tetapi merugikan orang
lain.
Sedangkan melalui kondisi fisik pemeran,
misalnya Badu adalah seorang pemuda yang tinggi dan
kekar serta berani.
Sementara melalui lingkungan di sekitar tokoh bisa
digambarkan dengan cara memperlihatkan tokoh atau mengenalkan tokoh melalui
suasana atau lingkungan di sekitarnya.
Misalnya
Leo bangun di sebuah ruangan sempit dalam keadaan
yang sangat berantakan, dimana sprei kasur dalam keadaan yang sangat berantakan
juga, rambutnya yang kumal sangat acak-acakan dan kaos kaki yang dari kemarin
dipakainya masih menempel di kakinya.
Dari ilustrasi di atas, bisa kita katakana bahwa Leo
merupakan anak yang kotor dan malas. Sedangkan melalui percakapan lain, kita
bisa melihat karakter dari seorang tokoh melalui pembicaraan tokoh lain,
misalnya Badu menyatakan bahwa Leo merupakan anak yang pemarah.
4.
Pendapat tokoh lain
Kaitannya dengan
tokoh lain di dalam cerita, selain melalui percakapan, pembaca juga dapat
mengetahui watak seorang tokoh melalui pendapat atau komentar tokoh lainnya.
Misalnya, tokoh
anak sedang berbicara kepada ibunya. Ia bercerita tentang salah satu guru di
sekolahnya yang dirasa sangat galak dan suka marah-marah.
0 Komentar