Salah satu ungkapan Sayyidina Ali bin Abi Thalib sahabat Rosulullah Muhammad SAW terkait pendidikan anak adalah didiklah anakmu sesuai dengan zamannya. Sebuah ungkapan yang fenomenal yang menggambarkan betapa ilmu pengetahuan itu bersifat dinamis dan selalu berkembang. Tugas orangtua termasuk guru adalah selalu beradaptasi dengan perkembangan zaman, terutama pada saat melakukan proses pendidikan dan mempersiapkan generasi penerus.

Revolusi industri 4.0 atau Revolusi informasi yang muncul pada pertengahan abad 20 ditandai dengan hadirnya jaringan internet pada tahun 1969 di Departemen Pertahanan Amerika Serikat yang saat itu diberi nama ARPANET (Advanced Research Project Agency Network). Istilah Revolusi Industri 4.0 itu sendiri sebenarnya baru muncul di Jerman. Pada tahun 2011 dalam acara Hannover Fair istilah Industrie 4.0 mulai populer. Setelah itu di tahun 2012 bulan Oktober, sekelompok orang yang memiliki nama Working Group on Industry 4.0 memaparkan mengenai saran mencanangkan pelaksanaan Industri 4.0 ke pihak pemerintahan federal yang ada di negara Jerman. Sampai akhirnya saat ini Revolusi berbasis informasi ini dapat dikenal luas di seluruh pelosok dunia.

Penemuan internet merubah dengan cepat peradaban dunia. Negara-negara di dunia memandang dengan optimis perubahan ini karena diyakini sebagai hal yang positif. Pesatnya perkembangan teknologi digital dipandang akan membawa kemudahan dan dapat meningkatkan produktivitas dan kreatifitas serta efesiensi di berbagai bidang kehidupan. Saat ini dunia sudah terhubung secara global dan aktivitas digital meningkat dengan tajam. Pada tahun 2021 diperoleh data setiap menit terdapat 695.000 orang berbagi cerita di Instagram, 3,4 juta jepretan di Snapchat, 350.000 kali tweetan pengguna Twitter dan hampir 200 Juta surat elektronik terkirim di email.

Meski banyak kemudahan yang ditawarkan oleh revolusi 4.0 , hampir semua negara di dunia dalam waktu yang sama juga mengkhawatirkan dampaknya. Derasnya informasi dan pesatnya perkembangan teknologi memunculkan resiko yang tidak sedikit. Membutukan sikap dan keterampilan setiap individu sumber daya manusia yang dapat menjawab tantangan zaman dengan tepat bila tidak ingin dikalahkan oleh mesin-mesin yang akan mengambil peluang kerja umat manusia. Dan bila berbicara tentang sumber daya manusia, maka kita harus berbicara tentang pendidikan sebagai produsen yang efisien yang dapat menghasilkan sumber daya manusia yang diharapkan.

Pada era revolusi informasi selayaknya pendidikan tidak lagi mempersiapkan peserta didik hanya untuk menjadi pegawai pabrik. Tetapi lebih dari itu, karena dunia kerja sudah berkembang sedemikian rupa melahirkan jutaan bidang pekerjaan baru. Metode lama seperti menghapal dan menyampaikan hasil hapalan menjadi tidak cukup lagi bagi para peserta didik bila digunakan untuk menavigasi dunia kerja modern. Kehadiran mesin pencari di internet juga membuat pencarian fakta dan informasi menjadi jauh lebih mudah dan tidak lagi membutuhkan kekuatan ingatan seperti dulu. Yang diperlukan pada saat ini adalah kemampuan menyaring dan memproses informasi yang terus meningkat dan dapat menerapkannya secara efektif pada saat diperlukan.

Pembelajaran abad ke-21 adalah sebuah jawaban untuk permasalahan yang timbul di bidang pendidikan di tengah derasnya serbuan informasi dan kemajuan teknologi. Pembelajaran abad ke-21 adalah pembelajaran yang dirancang untuk generasi abad ke-21 agar mampu mengikuti arus perkembangan zaman. Pengembangan desain pembelajaran abad ke-21 membantu pendidik merancang ulang kegiatan pembelajaran, agar pembelajaran dapat menjawab dan menghasilkan peserta didik-peserta didik yang siap menjawab tantangan zaman. Pada saat itu kemungkinan besar kita harus mendapatkan solusi atas banyak permasalahan yang saat ini belum muncul sehingga akan tercipta pula teknologi-teknologi baru yang sekarang belum terpikirkan dan belum dibutuhkan.

Terdapat empat prinsip pokok Pembelajaran Abad ke-2, yaitu: (1). Instruction should be student-centered; (2). Education should be collaborative; (3). Learning should have context dan (4). Schools should be integrated with society. Dari keempat prinsip pokok pembelajaran abad ke-21 yang digagas Jennifer Nichols pada tahun 2013 tersebut dapat menjelaskan bahwa :

Pada (1). Instruction should be student-centered, desain pembelajaran seharusnya menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik adalah subyek pembelajaran yang secara aktif dapat mengembangkan minat dan potensinya serta tidak selalu dituntut untuk mendengarkan dan menghafalkan materi pelajaran saja. Peserta didik harus diupayakan agar dapat mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, sesuai dengan kapasitas dan tingkat perkembangannya serta diarahkan untuk berkontribusi memecahkan masalah-masalah nyata yang terjadi di lingkungannya.

Pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, guru mempunyai peranan penting yaitu sebagai fasilitator yang berupaya membantu peserta didik untuk dapat mengaitkan pengetahuan awal (prior knowledge) yang telah dimiliki dengan informasi baru yang akan dipelajarinya. Guru juga dapat mengarahkan peserta didik agar dapat belajar sesuai dengan cara dan gaya belajarnya masing-masing serta mendorong peserta didik untuk bertanggung jawab atas proses belajar yang dilakukannya. Guru juga dapat berperan sebagai pembimbing yang dapat membantu peserta didik ketika menemukan kesulitan dalam proses pembelajarannya.

Pada (2). Education should be collaborativepeserta didik harus mendapat pembelajaran agar bisa berkolaborasi dengan orang lain. Sangat disarankan agar peserta didik belajar mengerjakan sebuah proyek sehingga dapat diarahkan bagaimana menghargai kelebihan dan kekuatan orang lain serta belajar bagaimana mengambil peran dan menyesuaikan diri pada lingkungannya.

Dalam hal ini diperlukan guru guru yang juga dapat dapat bekerja sama dengan teman sejawat atau lembaga pendidikan alainnya di berbagai belahan dunia untuk saling berbagi informasi dan penglaman tentang metode pembelajaran yang telah dikembangkan. Kemudian, guru diharapkan bersedia melakukan perubahan dalam pengembangan metode pembelajarannya agar menjadi lebih baik.

Pada (3). Learning should have context, pembelajaran akan lebih berarti bila memberi dampak terhadap kehidupan peserta didik di luar sekolah. Oleh karena itu, materi pelajaran perlu dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Guru dituntut dapat mengembangkan metode pembelajaran yang memungkinkan peserta didik terhubung dengan dunia nyata . Guru sangat berperan agar peserta didik dapat menemukan makna dan keyakinan atas apa yang dipelajarinya serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Guru juga harus terampil melakukan penilaian pada proyek peserta didik yang dikaitkan dengan dunia nyata.

Pada (4). Schools should be integrated with societyharus dilakukan upaya mempersiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan dapat terlibat langsung dalam lingkungan sosialnya. Hal ini dapat terlaksana misalnya dengan mengadakan kegiatan sosial, program kesehatan masyarakat atau terlibat langsung dalam kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan lingkungan hidup. Peserta didik dapat belajar mengambil peran dan melakukan aktivitas dalam lingkungan sosialnya dan melatih empati dan kepedulian sosial.

Dengan menggunakan teknologi dan internet, peserta didik saat ini dapat melakukan hal yang lebih luas. Ruang gerak sosial menjadi terbuka lebar dan mudah diakses serta dapat menjangkau beragam lapisan masyarakat di berbagai belahan dunia. Peran guru dalam hal ini adalah membantu peserta didik menjadi warga dunia (termasuk dunia digital) yang bertanggung jawab.

Pada gilirannya, pembelajaran abad ke-21 yang berhasil akan melahirkan peserta didik yang menguasai keterampilan yang dikenal dengan 4C, yaitu keterampilan berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving), berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi (collaboration). Pembelajaran abad ke-21 yang berhasil adalah juga keberhasilan guru yang tidak pernah takut dengan perubahan, mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, yg menguasai

pemebalajaran berdampak dan terhubung dengan dunia nyata dan terus menerus mengembangkan kompetensinya sepajang hayat sehingga dapat melaksanakan sabda Rosulullah SAW : “ tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat”.

DAFTAR PUSTAKA
Jennifer Nichols (2013). 4 Essential of 21st Century Learning
Dede Saroni (2020), Prinsip-Prinsip Pembelajaran Abad 21
Saidur Ridlo (2020), Pentingnya Pendidikan Islam Bagi Pesera Didik Di Abad Ke-21

Repost dari : https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/pembelajaran-abad-ke-21-dan-persiapan-guru-merancang-ulang-desain-pembelajaran